Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935 (12 Maret 2013)

Sastra suci Hindu, Lontar Sundarigama (salah satu lontar yang menjelaskan tentang hari-hari raya Hindu di Indonesia) dan Sanghyang Aji Swamandala menyebutkan Nyepi adalah upacara Butha Yadnya, yakni upacara untuk bumi dan segala isinya. Hari Raya Nyepi jatuh pada setiap penanggal apisan (tanggal satu) sasih Kedasa (bulan ke-10) dalam sistem penanggalan Hindu.

 
Umat Hindu menutup tahun dengan upacara kurban yang disebut Tawur Agung Kesanga, dan mengawali tahun yang baru dengan melaksanakan Catur Berata Penyepian. Kedua kegiatan ini adalah upaya umat Hindu menyucikan diri dan lingkungan di sekitarnya agar lebih siap memasuki tahun yang baru dan dapat mengisinya dengan kebaikan.
    
Catur Berata atau Empat Berata Penyepian diisi empat langkah menuju pendakian spiritual, yakni tidak melaksanakan kegiatan atau amati karya, tidak  menyalakan api atau amati geni, tidak melakukan perjalanan keluar rumah atau amati lelungan, dan tidak menikmati hiburan atau amati lelanguan. Dengan Catur berata, diharapkan umat lebih siap untuk melakukan tapa berata atau samadhi  sebagai cara melakukan intropseksi dan menyiapkan diri memasuki tahun baru.

Sebelum sampai puncak acara itu, umat Hindu melaksanakan beberapa upacara penting yakni Melasti, Tawur Agung Kesanga, Pangurupukan, dan parade Ogoh Ogoh. Seluruh rangkaian acara akan ditutup dengan upacara Ngembak Geni pada satu hari setelah Nyepi.  
    
Parisada Hindu Dharma Indonesia menetapkan tema utama perayaan Nyepi tahun ini adalah “Dengan Persaudaraan, Kita Bangun Kebersamaan”. Tema ini memang menjadi ajakan bagi umat Hindu dan seluruh warga bangsa Indonesia untuk selalu mengedepankan kebersamaan yang berlandaskan pada rasa persaudaraan yang kuat. Beberapa peristiwa  memprihatinkan yang mencederai solidaritas antarwarga bangsa terjadi di berbagai daerah belakangan ini.  Karena itu PHDI melihat pesan persaudaraan menjadi cukup relevan untuk dikedepankan saat ini. Pesan ini disampaikan dengan dilandasi semangat dan optimisme yang cukup tinggi bahwa selalu ada harapan bagi bangsa kita untuk meraih kembali kebersamaan dan rasa persaudaraan asalkan diperjuangkan secara bersama-sama.
    
Berikut ini adalah urutan lengkap dari rangkaian upacara menyambut Nyepi dan penjelasan ringkasnya:

1. Melasti 
Upacara ini dilaksanakan untuk menyucikan alam semesta dari segala kekotoran dan kejahatan akibat dari perputaran karma selama 1 tahun yang penuh dengan intrik, gejolak, nafsu, dan berbagai sisi negatif manusia. Penyucian ini tidak berhenti pada tataran alam semesta, tetapi juga pada diri setiap manusia Hindu.
Upacara dilaksanakan di  laut atau segara, karena umat Hindu meyakini air sebagai sumber kehidupan berasal dari laut. Biasanya Melasti dilaksanakan satu minggu sebelum hari raya Nyepi atau paling lambat  2 hari sebelum Nyepi. 

Lontar Sang Hyang Aji Swamandala menyebutkan: angayutaken laraning jagat, paklesa letuhing bhuvana, yang artinya: untuk melenyapkan penderitaan masyarakat dan kotoran dunia (alam semesta).  Dan lontar Sundarigama menyatakan : amet sarining amrtha kamandalu ritelenging samudra, yang artinya  : Untuk memperoleh air suci kehidupan di tengah lautan. Laut sebagai sumber amerta karena  dipercaya  mampu melebur segala kekotoran akibat  nafsu manusia. 

2. Tawur Agung Kesanga 
Upacara ini adalah upacara Bhuta Yajna, artinya korban suci yang ditujukan kepada penguasa kekuatan yang memberi manfaat bagi alam raya beserta isinya. Upacara disi korban atau caru. Caru dalam bahasa Sanskerta artinya mempercantik  atau menetralisir. Caru berupa sesajen, digunakan oleh Pendeta sebagai sarana untuk menormalkan atau mengharmoniskan kembali situasi alam raya.


3. Nyepi – Berata Penyepian 
Berata Penyepian adalah puncak dari perayaan Nyepi. Satu hari penuh umat Hindu mengisi keheningan dengan berpuasa dan berpantang sebagai bagian dari berata untuk mengekang hawa nafsu.  Lontar Sundarigama  menyatakan: "...Nyepi amatigni, tan wenang sajadma anyambut karya sakalwirnya, agnigni saparanya tan wenang, kalinganya wenang sang weruh ring tattwa angelaraken samadhi. tapa, yoga amatitis kasunyatan" . Artinya, Hari Nyepi, tidak benar semua orang melakukan pekerjaan, berapi - api, karena mereka yang tahu hakekat agama melaksanakan samadhi, tapa, yoga memusatkan pikiran menuju kesunyataan/keheningan sejati".
Umat Hindu mengisi Nyepi dengan menjalankan empat Berata Penyepian, yakni amati gni atau tidak menyalan api, amati karya atau tidak melaksanakan pekerjaan, amati  lelungan atau tidak bepergian, dan amati lelangunan atau tidak menikmati hiburan. Melalui catur Berata Penyepian, umat Hindu berupaya melakukan introspeksi secara sadar atas apa dan siapa diri masing-masing agar siap menuju arah yang ditentukan oleh ajaran agama. Selama 1 hari penuh aktivitas diarahkan untuk menghasilkan pembaruan alam semesta sehingga segenap potensinya dapat kembali berfungsi secara maksimal. 

4. Ngembak Geni 
Ini adalah upacara yang dilaksanakan sebagai pertanda dimulainya kembali berbagai  aktivitas kehidupan manusia. Tahun baru adalah lembaran baru bagi kehidupan yang  penuh pencerahan rohani. Ngembak Geni mengisyaratkan kepada manusia yang majemuk untuk bersatu padu, menghargai perbedaan  sebagai kebenaran illahi. Memaafkan adalah perbuatan mulia yang akan membuat hidup kita terasa lebih damai. Melayani mereka yang lemah, membantu mereka yang menderita adalah karma utama. Karena sesungguhnya melayani semua makhluk dengan cinta kasih, dan kasih sayang adalah bentuk pemujaan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar